Rabu, 27 Maret 2013

luka di bingkai anugrah

Awan hitam kembali berselimut Menerpa raga indah itupun terenggut Sembari mengepakkan ribuan kalang kabut Dalam nestapa yang tak henti mengatup Mencoba tetap menatap raga dengan waktu Dengan rangkak tapak langkah tetap berpijak Meski ribuan aral menggunung memuncak Asa tak pupus, dalam do’a semangat terkuak Bertahan, bertahan dan terus menahan Hingga pada akhir indah dapat terukir terangkai Terurai merdu dalam buai seruling serunai Sembari syukur menghambur dari dasar ketulusan Yang nyata ada dalam goresan senyuman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar